Bagaimanakah sih kriteria muslim ideal?
Hr bukhari muslim
dari Abdullah bin umar ra., Rosulullah ﷺ bersabda:
dari Abdullah bin umar ra., Rosulullah ﷺ bersabda:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ
الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Rosul ﷺ bersabda
“muslim yang ideal adalah yang orang lain selamat dari gangguan tangan dan
lisannya”
Gangguan itu bisa bermacam-macam
bentuknya, bisa berupa dengan lisan, tangan atau dari bau badan. Gangguan lisan
misalnya kita berkata-kata menyakitkan orang lain, berkata bohong, fitnah. Gangguan tangan contohnya menyakiti orang
dengan tangannya, mencuri barang milik orang lain. Gangguan bau badan, misalnya
mandinya tidak bersih, atau berkeringat sehingga orang lain saat duduk bersama
kita menjadi terganggu.
Gangguan-ganguan tersebut tak cuma
mengganggu manusia, tapi juga mengganggu malaikat.
مَنْ أَكَلَ الْبَصَلَ وَالثُّومَ وَالْكُرَّاثَ فَلَا
يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا، فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى
مِنْهُ بَنُو آدَمَ
“Barang siapa yang memakan bawang merah, bawang putih (mentah) dan karats, maka janganlah dia menghampiri masjid kami, karena para malaikat terganggu dengan hal yang mengganggu manusia (yaitu: bau tidak sedap)“. (HR. Muslim no. 564)
Jadi apapun yang mengganggu
manusia, itu juga mengganggu malaikat, termasuk juga bau asap rokok. Jadi mari
kita coba untuk meningkatkan ketaqwaan kita.
Seperti yang kita ketahui bahwa tingkatan ketakwaan ada 3 :
Pertama :Islam pelakunya muslim,
Kedua : Iman pelakunya mu’min
Ketiga : Ikhsan pelakunya muksin, .
Sampai dimanakah tingkat kita
saat ini? Menjadi seorang muslim saja nampaknya kita masih jauh dari
kekurangan. Tapi setidaknya marilah kita mencoba untuk belajar menjadi seorang
muslim yang baik, yang selalu menjadi KRAN KEBAIKAN bagi muslim yang
lain.
Anas bin Malik berkata, bahwasanya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ مِنْ النَّاسِ مَفَاتِيحَ
لِلْخَيْرِ مَغَالِيقَ لِلشَّرِّ ، وَإِنَّ مِنْ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلشَّرِّ
مَغَالِيقَ لِلْخَيْرِ ، فَطُوبَى لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الْخَيْرِ
عَلَى يَدَيْهِ ، وَوَيْلٌ لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الشَّرِّ عَلَى
يَدَيْهِ
“Sesungguhnya diantara manusia ada yang menjadi kunci kebaikan dan
penutup pintu kejelekan, Namun ada juga yang menjadi kunci kejelekan dan
penutup pintu kebaikan. Maka beruntunglah bagi orang-orang yang Allah jadikan
sebagai kunci kebaikan melalui kedua tangannya. Dan celakalah bagi orang-orang
yang Allah jadikan sebagai kunci kejelekan melalui kedua tangannya”. (HR
Ibnu Majah, dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah)
Jadi potret muslim yang ideal
adalah dia dimana saja selalu membuka pintu kebaikan, dan menutup pintu
keburukan. Di rumah, di tempat kerja, di supermarket, dia selalu menjadi
pembuka pintu kebaikan. Orang yang seperti ini akan membuat orang itu merasa
tenang jika duduk disampingnya.
Sekarang marilah kita bahas 5
langkah menjadi KRAN KEBAIKAN.
1.
Berbekal niat yang
benar dan tekad yang bulat
Niat yang bulat itu sangat
penting, karena menjadi kran kebaikan itu sangat berat. Dan belum tentu kita
akan kuat. Jadi perlu diniati yang benar, yaitu memohon ridho Allah. Jika niat
kita tidak bulat dan kuat, maka kita akan sangat mudah untuk menyerah dari
godaan syetan. Karena setan sudah bersumpah untuk mengganggu manusia dari segala
arah, tapi Allah memberi jaminan
Surat al hijr ayat 42
إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ
عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ
Artinya : Sesungguhnya
hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang
yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat
Hambaku disini kata para ulama
adalah orang2 yang senantiasa menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya.
TEKAD yang bulat. Tanpa tekat
yang bulat, maka mendapatkan sedikit ujian dia akan mundur. Tapi jika tekadnya
bulat, maka dia akan maju terus walaupun ujian berat menghadang.
2.
Bermodal ilmu
Tanpa ilmu yang benar, kita tak mungkin bisa mengetahui hal
yang benar atau yang salah. Ilmu yang dimaksud adalah ilmu yang dilandasi atas
dasar al quran dan hadis2 yang sahih. Jangan sampai kita maksudnya membuka
kebaikan tapi malah menutupnya karena salahnya ilmu yang dimiliki
Surat al kahfi 103-104
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا
Katakanlah:
"Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling
merugi perbuatannya?" (QS. Al Kahfi : 103)
الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
Yaitu
orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini,
sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.(QS. Al kahfi :
104)
3.
Mengamalkan kebaikan
yang sudah diketahui
Untuk menjadi kran, maka diri kita harus baik dulu. Harus
mengamalkan ilmu2 yang dimiliki. Sehingga kita bisa menjadi kran kebaikan
dengan benar.
Ketika nabi datang ke Madinah, orang pada berbondong2
menyambut. Diantaranya ada orang yahudi bernama ABDULLAH BIN SALAM. Abdullah
berkata “sy ikut menyambut nabi di madinah”. Begitu melihat muka nabi, dia
berkata “saya yakin bahwa dia bukanlah seorang pendusta”. Dan yang pertama
diucapkan nabi “wahai para manusia tebarkanlah salam, berilah makan sama orang
lain, sholat malamlah ketika orang2 pada tidur, kalian akan masuk surga penuh
kedamaian”.
Mendengar kata2 pertama yang diucapkan, abdullah bin salam
semakin mantap.
Itulah efek dari amalan yang di praktekkan. Akan nampak di
dalam perilakunya. Jangan sampai kita JARKONI.
Dari Usamah bin Zaid, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِى
النَّارِ ، فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِى النَّارِ ، فَيَدُورُ كَمَا يَدُورُ
الْحِمَارُ بِرَحَاهُ ، فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ عَلَيْهِ ، فَيَقُولُونَ
أَىْ فُلاَنُ ، مَا شَأْنُكَ أَلَيْسَ كُنْتَ تَأْمُرُنَا بِالْمَعْرُوفِ
وَتَنْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ قَالَ كُنْتُ آمُرُكُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَلاَ آتِيهِ ،
وَأَنْهَاكُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ
“Ada seseorang yang didatangkan pada hari kiamat
lantas ia dilemparkan dalam neraka. Usus-ususnya pun terburai di dalam neraka.
Lalu dia berputar-putar seperti keledai memutari penggilingannya. Lantas
penghuni neraka berkumpul di sekitarnya lalu mereka bertanya, “Wahai fulan, ada
apa denganmu? Bukankah kamu dahulu yang memerintahkan kami kepada yang kebaikan
dan yang melarang kami dari kemungkaran?” Dia menjawab, “Memang betul, aku dulu
memerintahkan kalian kepada kebaikan tetapi aku sendiri tidak mengerjakannya.
Dan aku dulu melarang kalian dari kemungkaran tapi aku sendiri yang
mengerjakannya.” (HR. Bukhari no. 3267 dan Muslim no. 2989)
4.
Menularkan kebaikan
Saat kita sudah punya ilmu, kita harus berusaha mengajarkan
kebaikan ini kepada orang lain.
عَنْ أَبِيْ حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
خَادِمِ رَسُوْل الله عَنْ النَّبِي قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى
يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Dari
Abu Hamzah Anas bin Malik, khadim (pembantu) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau berkata, “Tidaklah
seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya
sesuatu yang ia cintai untuk dirinya” (HR. BUKHARI)
Dan yang pertama berhak untuk di dakwahi adalah keluarga
sendiri.
Allah berfirman dalam surat asy syu’ara : 214
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ
الْأَقْرَبِينَ
Dan berilah
peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat
Surat at tahrim :6
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا
أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ
غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا
يُؤْمَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan
5.
Memanfaatkan potensi
masing2
Dalam berdakwah kita memanfaatkan dengan keahlian kita
masing2, walau mungkin kita bukan seorang ustad. Jika kita sebagai seorang
pejabat, maka lakukan kebijaksanaan2 yang mendukung pendidikan dakwah. Begitu
juga dokter, pengusaha dll. Jika kita masing2
Kisah dai dari kuwait.
Suatu saat dia berdakwah di pedalaman afrika. Alham
dulillah mereka pada masuk islam, tapi kemudian mereka menangis “kenapa baru
datang sekarang? Sedangkan orang tua kami yang meninggal belum pada mengenal
islam?” maka sejak itu dia meninggalkan dunia kedokterannya dan mendedikasikan
hidup dan hartanya untuk berdakwah. Selama 26 tahun lamanya, dia mengislamkan
11 juta orang.
Video Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=mcXiVFjULkA
Sumber :
dicatat dari kajian Ustadz Abdullah Zaen, MA "KRAN KEBAIKAN"
Video Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=mcXiVFjULkA
Sumber :
dicatat dari kajian Ustadz Abdullah Zaen, MA "KRAN KEBAIKAN"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar